Minggu, 10 Februari 2008

KH Bachtiar Daud Berpulang ke Rahmatullah


KH Bachtiar Daud Berpulang ke Rahmatullah

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau KH Bachtiar Daud, meninggal dunia pada Selasa (29/1) sekitar pukul 17.30 WIB. Buya kharismatik yang juga pimpinan Pondok Pesantren Islamic Center Alhidayah Kampar ini, wafat di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta setelah berjuang melawan penyakit jantung akut yang dideritanya.
Malam tadi, almarhum masih disemayamkan di Mess Pemda Riau, kawasan Slipi, Jakarta. Menurut rencana, almarhum akan dibawa ke Pekanbaru pagi ini, Rabu (30/1) pukul 07.00 WIB, dan langsung dibawa ke tempat kediamannya di Jalan Pekanbaru-Bangkinang Km 40 Kampar.
Menurut Bupati Kampar Drs H Burhanuddin MM kepada Riau Pos, malam tadi, Gubernur Riau HM Rusli Zainal dan pejabat Pemprov Riau beserta Bupati Kampar akan menanti kehadiran almarhum di Bandara Sultan Syarif Kasim, begitu juga dengan pengurus Masjid Agung Annur.
Buya, demikian almarhum biasa dipanggil, sempat dirawat selama enam hari Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru. Namun karena kondisi kesehatannya semakin menurun, bahkan tidak sadarkan diri, pihak keluarga berinisiatif membawa almarhum ke RS Harapan Kita Jakarta. Namun sayang, hanya lebih kurang satu jam lamanya dalam perawatan dokter di RS Harapan Kita Jakarta, Imam Besar Masjid Agung Annur ini mengembuskan nafas terakhir.
Berpulangnya salah seorang putra terbaik Riau ini, tentu saja menimbulkan duka yang mendalam. Gubernur Riau HM Rusli Zainal mengatakan bahwa Riau kehilangan putera terbaik atas wafatnya KH Bachtiar Daud. Beliau tidak hanya dikenal sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pendidik, akan tetapi juga seorang tokoh politik yang cukup piawai dalam melakukan aktivitas politik guna membangun Riau ke arah yang lebih baik.
Dia berhasil mengkombinasikan dunia perpolitikan dengan agama sehingga perpaduan antara politik dan agama itu dapat sejalan dengan baik. Kita mengharapkan semoga beliau dapat diterima di sisi Allah SWT. Bagi kita yang ditinggalkan dapat melanjutkan perjuangan beliau.
‘’Saya mengajak seluruh masyarakat Riau mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan amal ibadah beliau. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan dapat tabah menerima cobaan ini,’’ kata Gubri yang mengaku sempat berbicara terakhir kali pada Senin (28/1) di ruang ICU RS Awal Bros.
Rasa duka itu juga disampaikan Bupati Kampar Drs Burhanuddin Husein MM, ‘’Saya rasa bukan hanya saya saja yang berduka, tetapi juga seluruh masyarakat Kampar karena beliau merupakan tokoh besar dan ulama besar di Riau, kampar kehilangan putra terbaiknya,’’ ujar Bupati Burhanuddin Husein kepada Riau Pos, malam tadi.
Ungkapan duka juga disampaikan Ketua Persatuan Masyarakat Riau Jakarta Izhar Huserin, ‘’Kami atas nama masyarakat Riau di Jakarta turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya KH Bachtiar. Beliau adalah salah satu putra terbaik Riau yang punya peran besar terutama dalam menjadikan Riau agar tetap menjaga dan mempertahankan nilai-nilai islami,’’ sebut Izhar.
Ketua Komisi IV DPRD Kampar Drs H Syafrizal yang merupakan menantu almarhum, mengatakan bahwa semasa hidupnya almarhum yang dikenal sebagai Dewan Penasehat (Wanhat) DPD Partai Golkar Provinsi Riau, ini memang dikenal luas oleh berbagai masyarakat. Sebagai pendidik, dia sudah membaktikan ilmunya sejak usia belasan tahun. Mulai mendidik di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di kampung asalnya Pulau Birandang, sampai mendirikan pondok pesantren yang memiliki ribuan santri.
Di bidang keagamaan, sejak remaja Buya adalah dai dan orator yang kharismatik. Ilmu agamanya luas dan dalam. Tamatan Pondok Pesantren Candung ini, memiliki keahlian membaca kitab kuning dan menerjemahkannya dengan lancar. Maka pantas dia diberi kepercayaan sebagai Ketua MUI Riau dua periode, Imam Besar Masjid Agung Annur, penasihat keagamaan Pemprov Riau, dan sejumlah organisasi keagamaan lainnya.
Di bidang organisasi, Bachtiar Daud juga dikenal sangat aktif. Selain sebagai pengurus Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan dan perpolitikan. Sempat menjadi anggota MPR RI, DPRD Riau, dan sejumlah jabatan lainnya.
Kembangkan Pondok, Bina Anak Muda
Beberapa waktu terakhir sebelum sakit, almarhum pernah berpesan kepada keluarga agar meneruskan pembinaan dan pengelolaan Pondok Pesantren Islamic Centre, agar generasi penerus Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau tetap dapat menuntut ilmu agama yang dalam. Pondok yang sudah berumur 22 tahun ini, sudah menghasilkan ribuan alumni yang tersebar di berbagai tempat. Ini adalah kontribusi nyata yang ditorehkan seorang Buya untuk membentuk pribadi disiplin, berilmu, beriman, dan juga berguna.
Almarhum juga sempat berpesan, apabila suatu saat dipanggil Allah SWT, maka beliau meminta untuk dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Islamic Center yang terletak di dekat kediamannya di Kampar Timur.
‘’Beliau pernah berpesan bahwa beliau ingin agar pondok tetap eksis dalam membina generasi Islami, meskipun beliau sudah wafat,’’ ucap Syafrizal kepada Riau Pos. Syafrizal mengaku saat itu dia sedang bersiap memandikan almarhum di RS Harapan Kita Jakarta.
Rumah Duka Dipenuhi Pelayat
Kabar meninggalnya Buya, menyebar dengan cepat di Kampar dan sekitarnya. Maka sejak maghrib hingga tengah malam tadi, ratusan masyarakat sudah datang melayat ke rumah duka di jalan Pekanbaru-Bangkinang Km 40. Ratusan kendaraan roda dua dan empat sudah memenuhi lapangan bola kaki di samping rumah duka.
Di dalam rumah, suasana duka sangat terasa, beberapa anggota keluarga tampak duduk bergerombol di ruangan yang luas tersebut, putra Beliau H M Abdi Lc MAg tampak mondar-mandir mempersiapkan segala sesuatunya, terlihat ia menyambut beberapa kerabat yang datang untuk mengucapkan belasungakawa, anak anaknya yang
lain juga tampak sibuk mmepersiapkan segala sesuatunya.
Sementara itu masyarakat mulai memenuhi halaman depan dan ruang belakang rumah besar itu. Termasuk jemaah Thariqat Naksabandiyah binaan almarhum
Berita terkai di

http://saidul-tombang.blogspot.com




Tidak ada komentar: